Tanya : Bolehkah
seorang imam (khathib) mengangkat tangannya ketika berdoa di atas
mimbar pada waktu berkhuthbah sebelum shalat Jum’at, sebagaimana
cara doa secara umum ?. Saya mendengar kelompok Wahabi melarangnya.
Terima kasih.
Jawab : Ada beberapa riwayat terkait pertanyaan Anda antara lain:
وحَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
إِدْرِيسَ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ، قَالَ: رَأَى
بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ، فَقَالَ
قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ، لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ
هَكَذَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ ".
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdullah bin Idriis, dari Hushain, dari
‘Umaarah bin Ruaibah; ia (Hushain) berkata : ‘Umaarah
melihat Bisyr bin Marwaan di atas mimbar seraya mengangkat kedua
tangannya (ketika berdoa). Lantas ia berkata : “Semoga Allah
memburukkan kedua tangan ini. Sungguh aku melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah
menambah sesuatu lebih dari hal seperti ini” - yaitu jari
telunjuk yang berdampingan dengan ibu jari [Diriwayatkan oleh Muslim
no. 874].
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: " رَفْعُ الْأَيْدِي يَوْمَ الْجُمُعَةِ مُحْدَثٌ "
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-A’laa, dari Ma’mar,
dari Az-Zuhriy, ia berkata : “Mengangkat kedua tangan (saat
berdoa) pada hari Jum’at adalah muhdats (bid’ah)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/147 (5/147) no. 5534; sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا
سهل بْنُ يُوسُفَ، عَنِ ابْنِ عَوْنٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، قَالَ: " أَوَّلُ
مَنْ رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الْجُمَعِ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ مَعْمَرٍ "
Telah
menceritakan kepada kami Sahl bin Yuusuf, dari Ibnu ‘Aun, dari
Muhammad (bin Siiriin), ia berkata : “Orang yang pertama kami
mengangkat kedua tangannya (saat berdoa) pada hari Jum’at adalah
‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin Ma’mar” [idem 2/147 (5/147-148) no. 5535; sanadnya shahih].
Dapat
kita lihat dari beberapa riwayat di atas bahwa mengangkat tangan ketika
berdoa bagi imam di atas mimbar saat berkhuthbah di hari Jum’at
adalah perbuatan yang menyelisihi sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Barangkali
benar bahwa ‘Wahabi’ – seandainya penyebutan ini
valid – melarangnya. Namun, sebagaimana yang Anda lihat, kaum
salaf lah yang pertama kali melarang dan membenci perbuatan tersebut.
An-Nawawiy rahimahullah berkata saat menjelaskan hadits ‘Umaarah di atas:
هَذَا فِيهِ أَنَّ السُّنَّة أَنْ لَا يَرْفَع الْيَد فِي الْخُطْبَة وَهُوَ قَوْل مَالِك وَأَصْحَابنَا وَغَيْرهمْ
“Dalam
hadits ini terdapat petunjuk bahwa yang sesuai sunnah adalah tidak
mengangkat tangan dalam khuthbah (pada hari Jum’at). Itulah
pendapat Maalik, shahabat-shahabat kami (ulama Syaafi’iyyah), dan
lainnya” [Syarh Shahih Muslim, 6/162].
Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
ويكره
للإمام رفع يديه حال الدعاء في الخطبة .......لأن النبي صلى الله عليه و
سلم إنما كان يشير بأصبعه إذا دعا وأما في الاستسقاء فرفع يديه لما استشفى
على المنبر
“Dan dimakruhkan/dibenci bagi imam mengangkat kedua tangannya ketika berdoa dalam khuthbah,……. karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hanyalah megisyaratkan dengan telunjuknya ketika berdoa. Adapun ketika istisqaa’, maka beliau mengangkat kedua tangannya ketika beliau berdoa memohon hujan di atas mimbar” [Al-Fataawaa Al-Kubraa, 5/354].
Wallaahu a’lam.
Semoga jawaban ini ada manfaatnya.
[Abul-Jauzaa’ - perumahan ciomas permai, 28 Jumadats-Tsaaniy 1435/27 April 2014 – 23:10].
from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2014/04/imam-berdoa-mengangkat-tangan-di-atas.html
from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2014/04/imam-berdoa-mengangkat-tangan-di-atas.html