بسم الله الرحمن الرحيم
Pertanyaan :
Terjadi pertengkaran antara saya dengan saudara saya,
dimana kami tidak berbicara, namun kami masih saling mengucapkan salam
saja. Apakah hal itu termasuk ‘pertengkaran’? Tidak ada dalam hati saya
rasa benci kepadanya. Akan tetapi, dia tidak ingin berbicara kepada
saya. Apa hukumnya perkara ini? Apakah artinya (karena hal ini) amal
kami tidak diangkat?
Syaikh Khalid bin Ali Musyaiqih menjawab:
Dalam Shahih Muslim terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تفتح أبواب الجنة يوم الاثنين ويوم الخميس فيغفر لكل عبد لا يشرك بالله شيئا إلا رجلا كانت بينه وبين أخيه شحناء فيقال: أنظروا هذين حتى يصطلحا، أنظروا هذين حتى يصطلحا، أنظروا هذين حتى يصطلحا
“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis.
Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatupun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara
dia dengan saudaranya. Maka dikatakan: ‘Tangguhkan oleh kalian kedua
orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang
ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini,
sampai keduanya berdamai.’”
Kerugian yang nyata
Sesungguhnya, terhalangnya seseorang dari kebaikan ini
(yaitu diangkatnya amal -pent), benar-benar merupakan kerugian yang
nyata. Dan termasuk perkara yang mengherankan dari seorang muslim,
dimana dia mengedepankan hawa nafsunya di atas keridhaan Rabb-nya. Allah
menghendaki seorang hamba mencintai orang-orang beriman, dan jangan
sampai terdapat permusuhan diantaranya dengan seorangpun dari kaum
muslimin. Kalau seandainya terjadi, Allah memerintahkannya untuk
memaafkan dan mengampuni. Jika dia melakukannya, maka Allah menjanjikan
untuknya pahala yang besar. Akan tetapi, sungguh mengherankan hamba ini,
dimana dia melanggar perintah Rabb-nya, dan mentaati setan; maka dia
mengharamkan bagi dirinya kebaikan yang banyak.
Wajib berdamai
Ketahuilah wahai saudaraku yang mulia, bahwasanya
apabila terjadi permusuhan diantara kedua orang, maka akan terhalang
bagi mereka mendapatkan ampunan, sampai mereka berdamai. Jika salah
seorang dari mereka berusaha berdamai, dan yang lainnya menolaknya, maka
orang yang menolak tersebutlah yang akan tertutup baginya ampunan,
disebabkan karena penolakannya dan ketidak taatannya kepada Allah.
Wajib bagimu wahai saudaraku, untuk sungguh-sungguh
dalam berusaha untuk berdamai, dan meminta pertolongan – setelah
pertolongan kepada Allah – kepada orang-orang yang baik (untuk
mendamaikan kalian).
Diantara keutamaan akhlak yang baik
Dan saya nasihatkan kepadamu wahai saudaraku yang mulia, untuk berhias diri dengan akhlak yang baik.
Nawwaas bin Sam’aan Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan dosa. Maka beliau bersabda:
البر حسن الخلق، والإثم: ما حاك في نفسك، وكرهت أن يطلع عليه الناس
‘Kebaikan adalah akhlak yang baik. Sedangkan dosa
adalah apa-apa yang terbetik dalam jiwamu, dan kamu tidak suka diketahui
manusia.’” (HR. Muslim)
Paling berat di timbangan
Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من شيءٍ أثقل في ميزان المؤمن يوم القيامة من حسن الخلق، وإن الله يبغض الفاحش البذي
“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat di dalam
timbangan seorang mukmin pada hari kiamat, dari akhlak yang baik. Dan
sesungguhnya Allah membenci orang yang berakhlak jelek, lagi al-badzii’.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan shahih”)
al-Badzii’ yaitu orang yang berbicara dengan akhlak yang buruk, dan dengan perkataan yang kotor.
Paling banyak memasukkan ke surga
Abu Huraira Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke Surga, maka beliau bersabda,
تقوى الله وحسن الخلق
“Takwa kepada Allah, dan akhlak yang baik.”
Beliau juga pernah ditanya tentang perkara yang banyak menjerumuskan manusia ke Neraka, maka beliau bersabda,
الفم والفرج
“Mulut dan kemaluan” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan shahih.”)
Tolak ukur keimanan
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أكمل المؤمنين إيماناً أحسنهم خلقاً، وخياركم خياركم لنسائهم
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling baik diantara
kalian, adalah orang yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan shahih.”)
Mencapai derajat ahli ibadah
Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata bahwasanya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن المؤمن ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم
“Sungguh seorang mukmin, dengan akhlak baiknya, dia dapat mencapai derajat orang yang gemar berpuasa lagi rajin shalat malam” (HR. Abu Dawud)
Jaminan rumah di surga
Abu Umamah al-Bahiliy Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أنا
زعيمٌ ببيتٍ في ربض الجنة لمن ترك المراء، وإن كان محقاً، وببيتٍ في وسط
الجنة لمن ترك الكذب، وإن كان مازحاً، وببيتٍ في أعلى الجنة لمن حسن خلقه
“Saya
menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan
kendati dia benar, rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan
kebohongan kendati hanya bercanda, dan rumah di tingkat atas surga bagi
orang yang memperbaiki akhlaknya (sampai menjadi akhlak hasanah).” (Hadis shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad shahih)
Paling dekat dengan Rasulullah
Jabir Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن من أحبكم إلي، وأقربكم مني مجلساً يوم القيامة، أحاسنكم أخلاقاً. وإن أبغضكم إلي، وأبعدكم مني يوم القيامة، الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون
“Sesungguhnya
termasuk orang yang paling saya cintai diantara kalian, dan paling
dekat dengan saya tempat duduknya pada hari kiamat; adalah orang yang
paling baik akhlaknya. Dan sesungguhnya termasuk orang yang paling saya
benci diantara kalian, dan paling jauh dengan saya tempat duduknya pada
hari kiamat; adalah tsartsaarun (orang yang banyak bicara dengan
berlebih-lebihan dan keluar dari kebenaran), mutasyaddiqun (orang yang
banyak bicara dengan tidak hati-hati), dan mutafaihiqun.”
Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui makna tsartsaarun dan mutasyaddiqun. Apakah makna dari mutafaihiqun?” Rasulullah bersabda, “(Mereka adalah) orang-orang yang sombong (yaitu orang yang banyak bicara untuk menunjukkan kefasihan dan keutamaannya -pent).” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan.”)
Perbanyaklah taubat dan istighfar !
Dan
kami katakan kepada Anda, hendaklah banyak bertaubat, dan ber-istighfar
(meminta ampunan kepada Allah). Hal-hal buruk yang menimpamu, hal itu
disebabkan dosa yang telah Anda lakukan. Maka bertaubatlah kepada Allah,
dan perbanyaklah sedekah dan kebaikan. Salah seorang salaf (orang
terdahulu) berkata,
إني لا أجد شؤم المعصية في دابتي وخلق زوجتي
Sungguh saya mendapatkan dampak buruk maksiat di dalam hewan tungganganku dan akhlak istriku.
Allah Ta’ala berfirman :
{ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الروم: 41]
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41)
{وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
“Dan
apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)
Kami memohon kepada Allah Ta’ala supaya mengampuni kami dan Anda, dan memaafkan kami dan Anda. Amin.[]
Sumber : Situs resmi Syaikh Khalid bin Ali Mushaiqih [ http://www.almoshaiqeh.com/ ]
Diterjemahkan dari : http://ar.islamway.net/fatwa/33581
—
Penerjemah : Abu Kaab Prasetyo
Artikel Muslim.Or.Id
Artikel Muslim.Or.Id
https://muslim.or.id/12585-janganlah-saling-bermusuhan.html