Sesungguhnya ilmu itu seperti air yang terdapat di bumi. Allah Ta’ala memberikan manfaat dengan sebab air tersebut kepada orang-orang yang mendapatinya.
Sesungguhnya ilmu itu seperti air yang terdapat di bumi. Allah Ta’ala memberikan
manfaat dengan sebab air tersebut kepada orang-orang yang mendapatinya.
Hal ini sebagaimana perumpamaan yang dibuat oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam sebuah hadits shahih,
إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا
”Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan (”ghoits”) yang jatuh ke bumi” (HR. Muslim no. 6093)
Ilmu syar’i itu
seperti air hujan yang memberikan manfaat. Dan di antara faidah bahasa
Arab dalam ilmu tafsir, bahwa mayoritas penggunaan kata ”ghoits” (air hujan) di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah untuk air hujan yang bermanfaat. Adapun kata ”mathor” (air hujan) sebagian besar digunakan untuk air hujan dari langit yang menyebabkan bencana dan malapetaka.
Contoh penggunaan ”mathor” adalah firman Allah Ta’ala,
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
”Kami turunkan hujan kepada mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan orang-orang yang diberikan peringatan itu.” (QS. An-Naml [27]: 58)
Adapun contoh penggunaan ”ghaits” adalah firman Allah Ta’ala,
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ
”Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur” (QS. Yusuf [12]: 49)
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengibaratkan ilmu sebagai ghaits, yaitu
air hujan yang mendatangkan manfaat. Dalam lanjutan hadits ini,
digambarkan bahwa hujan tersebut jatuh ke berbagai jenis tanah. Di
antaranya adalah tanah yang menerima ilmu, sehingga manusia dapat minum
dengan puas darinya dan menumbuhkan rumput-rumputan dan tanaman yang
banyak. Termasuk dalam makna perumpamaan ilmu dengan hujan itu adalah
bahwa ilmu tersebut menumbuhkan (menghidupkan) badan dan hati (dengan
berbagai macam ketaatan). Demikianlah ilmu syar’i, sehingga di sinilah
letak persamaan kedua hal tersebut.
Semoga Allah Ta’ala mengkaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan memberikan taufik untuk mengamalkannya.
_________________
Dicuplik dari ceramah Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafidzahullah yang berjudul “Asbaabu Ats-Tsabaat ‘ala Tholabil ’Ilmi” (Sebab-sebab untuk istiqamah di jalan ilmu).
Diselesaikan ba’da isya, Rotterdam NL, 4 Rabiul ‘Awwal 1438
Penulis: dr. M. Saifudin Hakim
Artikel Muslim.or.id
Sumber: http://muslim.or.id/29077-ilmu-agama-ibarat-air-hujan-yang-jatuh-ke-bumi.html