Sesudah menamatkan penyusunan al-Arba’īn,
Imam Abu Zakariya al-Nawawi (rahimahullah) menambahkan setelah Khātimah
al-Kitāb sebuah bab yang amat ringkas dan beliau namakan: Bāb al-Isyārāt ilā Dhabth al-Alfāzh al-Musykilāt
guna memperjalas bentuk pembacaan beberapa diksi tertentu yang
digunakan dalam hadis-hadis al-Arbain yang agak asing, sekalipun,
menurut beliau, juga mencakup lafal-lafal yang pengucapan dan maknanya
cukup jelas.
Pertama kali saya mendapatkannya adalah saat Perpustakaan
Manuskrip al-Azhar untuk pertama kalinya di-online-kan beberapa tahun
silam. Kala itu, sepengetahuan saya, belum ada terbitan matan al-Arbain
(dari sekian banyak) yang menyertakannya. Beberapa tahun terakhir ada
beberapa penerbit yang mencetaknya bersama matan, di antaranya Dār
al-Imām Ahmad Cairo dan Dār al-Minhaj Juddah.
Tujuan Imam Nawawi menuliskan bab itu tidak lain yaitu agar setiap pembelajar buku berberkah tersebut sanggup
membunyikan lafal-lafal hadis Nabi (shallalahu ‘alaihi wasallam) dengan
tepat sesuai dengan redaksi yang diriwayatkan oleh ahli hadis.
Yang
demikian itulah tujuan yang ingin dicapai oleh al-Nawawi seorang alim
yang berkarakter sebagai pendidik sukses. Tragisnya, di zaman sekarang
ada sejumlah oknum ustaz nekat membaca hadis tanpa berpedoman pada bentuk pembacaan yang tepat,
sekalipun sebenarnya hanya menuntut sedikit waktu untuk membuka syarah
atau semisalnya. Abdul Malik bin Quraib yang dikenal sebagai al-Ashma’i
pernah bilang,
إن
أخوف ما أخاف على طالب العلم إذا لم يعرف النحو أن يدخل في جملة قول النبي
صلى الله عليه وسلم (من كذب علي فليتبوأ مقعده من النار) لأنه صلى الله
عليه وسلم لم يكن يلحن. فمهما رويت عنه ولحنت فيه كذبت عليه
Yang
paling aku khawatirkan atas pembelajar hadis jika tidak mengetahui
nahwu adalah ia bisa dimasukkan ke dalam sabda Nabi (shallallahu
‘alaihi wasallam), Siapa yang berdusta atasku hendaknya ia menyiapkan
tempatnya di Neraka. Lantaran Beliau tidak pernah keliru dalam
pengucapan (sabdanya). Maka, jika engkau meriwayatkan (hadis) darinya
dan keliru (dalam membacanya), engkau (sama saja) telah melakukan
kedustaan terhadapnya.
_____________
Penulis: Ust. Alee Massaid, Lc
from=http://www.sabilulilmi.com/sunnah/pentingnya-membaca-hadis-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-dengan-benar