Alhamdulillah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
‘Ibadurrahman adalah hamba beriman yang
di mana sifat mereka dipuji oleh Allah dalam akhir-akhir surat Al
Furqon. Beberapa kesempatan yang lalu rumaysho.com telah mengupas
beberapa sifat yang dimaksud. Sekarang masih tersisa sifat lainnya
yaitu sifat hamba beriman ketika mendengar ayat dan peringatan dari
Allah. Apa sifat mereka? Simak dalam bahasan sederhana berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآَيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
“Dan
orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Rabb
mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli
dan buta.” (QS. Al Furqon: 73)
Inilah sifat orang beriman sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lainnya,
الَّذِينَ
إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb-lah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal: 2)
Namun
hal ini berbeda dengan keadaan orang kafir ketika mendengar ayat-ayat
Allah, malah tidak berbekas dan tidak mengurangi kekufuran mereka.
Bahkan mereka tetap berada dalam kekufuran dan pembangkangan, serta
kejahilan dan kesesatan. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا
مَا أُنزلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ
إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ
يَسْتَبْشِرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ
فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ
“Dan
apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang
munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang
bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun
orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka
merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada
penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah: 124-125)
Mujahid berkata,
لم يسمعوا : ولم يبصروا، ولم يفقهوا شيئًا
“Orang
beriman tidaklah seperti orang yang ketika dihadapkan ayat Allah malah
tidak mendengar, tidak melihat dan tidak memahami sedikit pun.”
Al Hasan Al Bashri berkata,
كم من رجل يقرؤها ويخر عليها أصم أعمى.
“Betapa banyak orang yang membaca ayat Allah, mereka malah tuli dan buta (artinya: tidak mau mengambil pelajaran, pen).”
Qotadah menjelaskan mengenai ayat di atas,
لم يصموا عن الحق ولم يعموا فيه، فهم -والله -قوم عقلوا عن الله وانتفعوا بما سمعوا من كتابه
“Orang
beriman (‘ibadurrahman) tidaklah tuli dan buta dari mendengar
atau melihat kebenaran. Sungguh –demi Allah-, mereka adalah kaum
yang mau berpikir dan mengambil manfaat dari kitabullah.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 332)
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani berkata, “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, yaitu
dengan Al Qur’an, atau dengan nasehat atau pelajaran dari Al
Qur’an, mereka tidaklah seperti orang yang tuli dan buta. Bahkan
mereka tersungkur sambil mendengar dan taat serta mengambil manfaat
dari Al Qur’an tersebut.” (Fathul Qodir, 5: 295, Asy
Syamilah). Dalam tafsir Al Jalalain dikatakan hal yang serupa dengan
Asy Syaukani (Lihat Tafsir Al Jalalain, 377).
Syaikh
‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata, “Jika
mereka (orang beriman) diberi peringatan ayat Rabb mereka yaitu Al
Qur’an yang mesti mereka dengar dan mengambil petunjuk darinya,
mereka tidaklah berpaling, tidak mendengar, memalingkan pandangan atau
memalingkan hati mereka sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang
tidak beriman dan tidak mau membenarkan Al Qur’an. Keadaan mereka
(orang beriman) sebagaimana disebutkan Allah Ta’ala,
إِنَّمَا
يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا
وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya
orang yang benar benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang
apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud
seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah
sombong.” (QS. As Sajdah: 15). Ketika mendengar dan
memperhatikan peringatan Allah, mereka menerima dan tunduk sehingga
bertambahlah iman mereka dan bertambah sempurna rasa percaya mereka.
Mereka pun akhirnya bertambah semangat, gembira dan bersenang
hati.” (Taisir Al Karimir Rahman, 587)
Semoga dengan merenungi ayat ini membuat kita termotivasi untuk merenungkan ayat-ayat Allah.
Wallahu waliyyut taufiq. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
_____________
@ Ummul Hamam, Riyadh KSA, 5 Muharram 1433 H
Share Ulang:
Soekarno Hatta, 11 Syawal 1440
Sumber= https://rumaysho.com/2094-sifat-ibadurrahman-6-hati-mereka-menyambut-panggilan-allah.html