Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Satu-satunya
agama yang benar, diridhai dan diterima oleh Allah Azza wa Jalla adalah
Islam. Adapun agama-agama lain, selain Islam, tidak akan diterima oleh
Allah Azza wa Jalla. Agama selain Islam, yaitu Nasrani, Yahudi, Kong Hu
Chu, Hindu, Budha, Sinto dan yang selainnya, tidak akan diterima oleh
Allah Azza wa Jalla, karena agama-agama tersebut telah mengalami penyimpangan yang fatal dan telah dicampuri dengan tangan-tangan kotor manusia.
Setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
orang Yahudi, Nasrani dan yang lainnya wajib masuk ke dalam agama
Islam, mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ
الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya
agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang
telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena
kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat
Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]
Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
“Maka
mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa
yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?” [Ali ‘Imran: 83]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” [2]
Pada
zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Azza wa Jalla
telah menjelaskan dalam Al-Qur-an bahwa Yahudi dan Nasrani selalu
berusaha untuk menyesatkan kaum Muslimin dan mengembalikan mereka
kepada kekafiran, mengajak kaum Muslimin kepada agama Yahudi dan
Nasrani. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَدَّ
كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ
إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Banyak
di antara ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan
kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali, karena rasa dengki
dari dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka
maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” [Al-Baqarah: 109]
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَن
تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ
مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Dan
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu (Muhammad)
sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).’Dan jika engkau
mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu,
maka tidak akan ada bagimu Pelindung dan Penolong dari Allah.” [Al-Baqarah: 120]
Allah Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ
شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا تَعْمَلُونَ قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ
تَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا
وَأَنتُمْ شُهَدَاءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تُطِيعُوا فَرِيقًا مِّنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَوَكَيْفَ
تَكْفُرُونَ وَأَنتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ
رَسُولُهُ ۗ وَمَن يَعْتَصِم بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيمٍ
“Katakanlah
(Muhammad), ‘Wahai ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat
Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?’
Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai ahli Kitab! Mengapa kamu
menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, kamu
menghendakinya (jalan Allah) bengkok, padahal kamu menyaksikan?’ Dan
Allah tidak lengah terhadap yang kamu kerjakan. Wahai orang-orang yang
beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi
al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikanmu menjadi orang kafir
setelah beriman. Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal
ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada
di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama)
Allah, maka sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.’” [Ali ‘Imran: 98-101]
Ayat-ayat
di atas menjelaskan bahwa Islam satu-satunya agama yang benar, adapun
selain Islam tidak benar dan tidak diterima oleh Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, agama selain Islam, yaitu
Nasrani, Yahudi, Kong Hu Cu, Hindu, Budha, Shinto dan yang lainnya,
tidak akan diterima oleh Allah, karena agama-agama tersebut telah
mengalami penyimpangan yang fatal dan telah dicampuri dengan
tangan-tangan kotor manusia. Setelah diutus Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka orang Yahudi, Nasrani dan yang lainnya wajib
masuk ke dalam Islam, mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Kemudian
ayat-ayat di atas juga menjelaskan bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak
senang kepada Islam serta mereka tidak ridha sampai umat Islam
mengikuti mereka. Mereka berusaha untuk menyesatkan umat Islam dan
me-murtadkan umat Islam dengan berbagai cara. Saat ini gencar sekali
dihembuskan propaganda penyatuan agama, yang
menyatakan konsep satu Tuhan tiga agama. Hal ini tidak bisa diterima,
baik secara nash (dalil Al-Qur-an dan As-Sunnah) maupun akal. Ini
hanyalah angan-angan semu belaka. Kesesatan ini telah dibantah oleh
Allah dalam Al-Qur-an:
وَقَالُوا
لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ
أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ
صَادِقِينَبَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ
أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Dan
mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, ‘Tidak akan masuk Surga kecuali
orang-orang Yahudi atau Nasrani.’ Itu (hanya) angan-angan mereka.
Katakanlah, ‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang
yang benar. Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah, dan ia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Rabb-nya dan
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.’” [Al-Baqarah: 111-112]
Allah kemudian menjelaskan bahwa orang yang ikhlas dan ittiba’,
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka akan mendapat balasan
yang menggembirakan di akhirat. Sedangkan propaganda tersebut merupakan
tipuan mereka (orang Yahudi dan Nasrani) agar kaum Muslimin keluar dari
ke-Islamannya dan memeluk agama Yahudi atau Nasrani. Bahkan mereka
memberikan iming-iming bahwa dengan mengikuti agama mereka, orang Islam
akan mendapat petunjuk. Sedangkan Allah Azza wa Jalla memerintahkan
kita untuk mengikuti agama Ibrahim Alaihissallam yang lurus, agama
tauhid yang terpelihara. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan
mereka berkata, ‘Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya
kamu mendapat petunjuk.’ Katakanlah, ‘(Tidak!) tetapi (kami mengikuti)
agama Ibrahim yang lurus. Dan dia tidak termasuk orang yang
mempersekutukan Allah.” [Al-Baqarah: 135]
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan
janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebathilan dan
(janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” [Al-Baqarah: 42]
Dalam tafsir Ibnu Jarir berkenaan dengan ini: “Dan janganlah kalian campur-adukkan yang haq dengan yang bathil,” beliau membawakan pernyataan Imam Mujahid rahimahullah yang mengatakan, “Janganlah kalian mencampuradukkan antara agama Yahudi dan Nasrani dengan agama Islam.”
Sementara dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam Qatadah rahimahullah berkata, “Janganlah
kalian campuradukkan agama Yahudi dan Nasrani dengan agama Islam,
karena sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah Azza wa Jalla
hanyalah Islam. Sedangkan Yahudi dan Nasrani adalah bid’ah bukan dari
Allah Azza wa Jalla !”
Sungguh, tafsir ini merupakan khazanah fiqih yang sangat agung dalam memahami Al-Qur-an.
Untuk itulah kewajiban kita bersikap hati-hati terhadap propaganda-propaganda sesat, yang menyatakan bahwa, ‘Semua agama adalah baik’, ‘kebersamaan antar agama’, ‘satu tuhan tiga agama’, ‘persaudaraan antar agama’, ‘persatuan agama’, ‘perhimpunan agama samawi’, ‘persatuan agama Ibrahimiyyah’, ‘persatuan agama Ilahi’, ‘persatuan kaum beriman’, ‘pengikut millah’, ‘persatuan umat manusia’, ‘persatuan agama-agama tingkat nasional’, ‘persatuan agama-agama tingkat internasional’, ‘persaudaraan agama’, ‘satu surga banyak jalan’, ‘dialog antar umat beragama’. Muncul juga dengan nama ‘persaudaraan Islam Nasrani’ atau ‘Himpunan Islam Nasrani Anti Komunisme’ atau ‘Jaringan Islam Liberal (JIL)’.
Semua
slogan dan propaganda tersebut bertujuan untuk menyesatkan umat Islam,
dengan memberikan simpati atas agama Nasrani dan Yahudi, mendangkalkan
pengetahuan umat Islam tentang Islam yang haq, untuk menghapus jihad,
untuk menghilangkan ‘aqidah al-wala wal bara’ (cinta/loyal kepada kaum
mukminin dan berlepas diri dari selainnya), dan mengembangkan pemikiran
anti agama Islam. Dari semua sisi hal ini sangat merugikan Islam dan
umatnya.
Semua propaganda sesat tersebut merusak ‘aqidah Islam. Sedangkan ‘aqidah merupakan hal yang paling pokok dan asas dalam agama Islam ini, karena agama yang mengajarkan prinsip ibadah yang benar kepada Allah Azza wa Jalla saja, hanyalah agama Islam.
Oleh
karena itu, seorang yang beriman kepada Allah Azza wa Jalla sebagai
Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai Nabinya, tidak boleh ikut serta dalam seminar-seminar,
perkumpulan, pertemuan, yayasan dan organisasi mereka. Tidak boleh pula
menjadi anggota mereka. Bahkan ia wajib menjauhinya, mewaspadainya dan
takut terhadap akibat buruknya. Ia harus menolaknya, memusuhinya dan
menampakkan penolakannya secara terang-terangan serta mengusirnya dari
negeri kaum Muslimin. Ia wajib mengikis pemikiran sesat itu dari benak
kaum Muslimin, membasmi sampai ke akar-akarnya, menolaknya,
mengucilkannya dan membendungnya. Pemerintah muslim wajib menegakkan
sanksi murtad terhadap pengikut propaganda tersebut, setelah terpenuhi
syarat-syaratnya dan tidak adanya penghalang. Hal itu dilakukan demi
menjaga keutuhan agama dan sebagai peringatan terhadap orang-orang yang
mempermainkan agama, dan dalam rangka mentaati Allah dan Rasul-Nya
serta demi tegaknya syari’at Islam yang suci.
Hendaknya setiap muslim mengetahui hakikat propaganda ini. Ia tidak lain hanyalah benih-benih filsafat
yang berkembang di alam politik yang akhir kesudahannya adalah
kesesatan. Muncul dengan mengenakan baju baru untuk memangsa korban
dari kalangan kaum Muslimin. Memangsa ‘aqidah mereka, tanah air mereka
dan merenggut kekuasaan mereka. Target utama propaganda itu hanyalah
Islam dan kaum muslimin dalam bentuk sebagai berikut:
1.
Menimbulkan kebimbangan terhadap Islam, mengacaukan pemahaman kaum
Muslimin serta menjerumuskan kaum Muslimin dengan cara menyebarluaskan
syahwat dan syubhat.
2. Mendangkalkan cakupan agama Islam dan kandungannya.
3.
Memunculkan kaidah-kaidah yang bertujuan menguliti dan mematikan ajaran
Islam, melumpuhkan kaum Muslimin, mencabut dan memupus akar keimanan
dari dalam hati mereka.
4.
Mengurai dan memutuskan tali persaudaraan di antara kaum Muslimin di
seluruh negeri Islam. Lalu menggantinya dengan persaudaraan baru yang
terkutuk, yaitu persaudaraan Yahudi dan Nasrani.
5.
Membungkam pena dan lisan kaum Muslimin dari pengkafiran Yahudi,
Nasrani serta orang-orang yang telah dikafirkan oleh Allah Azza wa
Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
6. Menghapus hukum-hukum Islam yang diwajibkan atas kaum Muslimin terhadap Yahudi, Nasrani dan orang-orang kafir lainnya.
7.
Menahan dan menghalangi kaum Muslimin dari puncak amal dalam Islam
yaitu jihad fi sabilillah. Di antaranya adalah berjihad melawan ahli
Kitab, Yahudi dan Nasrani. Memerangi mereka karena Allah, serta memaksa
mereka membayar jizyah (pajak) apabila menolak masuk Islam.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
قَاتِلُوا
الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا
يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ
الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّىٰ يُعْطُوا الْجِزْيَةَ
عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
“Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian dan
mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama
Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Al-Kitab hingga mereka
membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” [At-Taubah: 29]
8.
Merobohkan kaidah dasar agama Islam, yaitu kaidah al-wala’ wal bara’
(loyal dan benci karena Allah Azza wa Jalla). Propaganda penyatuan
agama ini berfungsi untuk mematahkan sikap berlepas diri kaum Muslimin
terhadap orang-orang kafir.
9.
Menghembuskan pemikiran dan sikap anti Islam yang bersembunyi di balik
slogan persatuan agama-agama. Memisahkan umat Islam dari agama,
menjauhkan syari’at yang tertuang dalam al-Qur-an dan as-Sunnah dari
kehidupan mereka. Dengan hal itu, mereka lebih leluasa menggiring kaum
Muslimin kepada pemikiran Jahiliyyah dan moral yang tercela.
10. Memadamkan inti ajaran Islam yaitu tauhid, keunggulannya, kejayaannya dan keistimewaannya.
11.
Memperlancar progam-progam kristenisasi dengan merobohkan benteng
‘aqidah kaum Muslimin serta memadamkan api perlawanan kaum Muslimin
terhadap mereka.
12.
Melebarkan sayap kekuasaan orang-orang kafir, Yahudi, Nasrani dan
orang-orang komunis di seluruh dunia, khususnya terhadap negara-negara
Islam, lebih khusus lagi terhadap negara-negara Arab dan terutama
sekali terhadap pusat dunia Islam dan ibu kotanya, yaitu Jazirah Arab.
Mereka juga berusaha untuk memurtadkan umat Islam di Indonesia dan ini sudah terbukti di beberapa daerah dan propinsi.
Itulah
target dan tujuan utama propaganda keji tersebut! Dan sangat
disayangkan dan merupakan musibah yang lebih besar lagi, adanya
segelintir oknum dari kalangan kaum Muslimin dan orang yang mengaku
muslim menyambut positif propaganda keji tersebut! Bahkan mendukung terselenggaranya seminar-seminar yang mereka adakan. Sehingga gaungnya lebih luas, berlomba-lomba menyambut seruan keji dan konspirasi jahat orang-orang kafir itu!
Propaganda
ini, mulai dari asal usulnya, slogannya, pada hakikatnya merupakan
musibah besar atas kaum Muslimin saat ini. Merupakan kekufuran yang
sangat parah, mencampuradukkan Islam dengan kekufuran, haq dengan
bathil, petunjuk dengan kesesatan, ma’ruf dengan mungkar, Sunnah dengan
bid’ah serta ketaatan dengan maksiyat!
Propaganda
kepada penyatuan agama Islam dengan agama lainnya yang telah menyimpang
dan dihapus dengan syari’at Islam, merupakan kemurtadan yang nyata dan
kekufuran yang jelas. Hal itu disebabkan karena propaganda itu secara
terang-terangan telah mencabut sendi-sendi Agama Islam, baik pada aspek
‘aqidah, amaliyah, dan lainnya. Hukum ini merupakan kesepakatan yang
tidak boleh diselisihi oleh kaum Muslimin. Propaganda ini merupakan
kancah peperangan baru melawan kaum salibis dan melawan orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu
Yahudi. Ini adalah perkara yang sangat serius, bukan main-main!
Mereka tidak henti-hentinya senantiasa berusaha siang dan malam memurtadkan umat Islam, sebagaimana Allah berfirman :
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“…Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup…” [Al-Baqarah: 217]
[Disalin
dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa
Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
Footnote
[1].
Pembahasan lengkapnya lihat buku al-Ibthal Linazhariyyatil Khalthi
baina Diinil Islam wa Ghairihi minal Adyaan karya Syaikh Bakr bin
‘Abdillah Abu Zaid, cet. Daar ‘Alamul Fawa-id, cet II/ th. 1421 H.
[2].
HR. Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564), tahqiq Syaikh ‘Adil Ahmad ‘Abdul
Maujud dan Syaikh ‘Ali Mu’awwadh, Darul Ma’rifah, th. 1422 H) dan
al-Baihaqy (VI/205) dari Shahabat ‘Aidh bin ‘Amr al-Muzany Radhiyallahu
anhu. Lihat Irwaa-ul Ghalil (V/106 no. 1268) oleh Syaikh al-Albany
rahimahullah
Sumber: https://almanhaj.or.id/1328-islam-adalah-satu-satunya-agama-yang-benar-1.html