Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul ‘Ilmi’ menjelaskan, seorang yang memiliki guru {Ustadz, Kyai, Ulama} akan memperoleh manfaat, diantaranya:
– Menemukan
metode yang mudah dalam belajar. Dia tidak perlu bersusah payah memahami sebuah
kitab untuk melihat apa pendapat yang paling kuat dan apa sebabnya, demikian
pula apa pendapat-pendapat yang lemah dan alasannya.
– Lebih
cepat paham. Seorang penuntut ilmu jika membaca di hadapan gurunya akan lebih
cepat mengerti dibandingkan jika mempelajari sendiri. Dan agar tidak salah
dalam memahami suatu kitab.
– Adanya
hubungan yang terjalin antara penuntut ilmu dan Guru.
Lebih
detail lihat : https://islampedomanhidup.blogspot.sg/2016/04/tepatkah-belajar-agama-tanpa-guru.html
HAL ITU
BENAR SEKALI, namun tidak menutup kemungkinan :
-------------------------------------
– Justru
malah “Makin sulit dalam belajar” dan “Makin Lama untuk faham”, karena “ASAL
PUNYA GURU”
– Aliran-aliran
sesat pun punya guru, Seperti fatwa MUI:
Syi’ah, Ahmadiyah, NII KW IX, DI (Darul Islam Fillah), LDII…., etc.. {atau
kelompok yang menganggap gurunya baik padahal ulama As-Su‘/Sesat[***]}
– Betapa
banyak orang yang berbangga dengan guru dan sanad keilmuan, namun ilmu dan amal
mereka ternyata menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah bahkan sesat !?
Belajar
dari buku, kitab, kaset atau rekaman, internet, atau sumber-sumber lain itu
BOLEH dan Tetap Mempunyai Keutamaan. Allah akan memahamkan siapapun yang
dikehendaki-Nya melalui media apapun, Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang
Allah kehendaki kebaikan atasnya maka Allah akan faqihkan dia dalam agama [HR.
Bukhori : 71]”. Namun, kalau hanya menyandarkan ilmu dari media-media tersebut
tanpa mendatangi guru (sementara kita
mampu) adalah kerugian. Ingat, selama kita mampu! Lalu bagaimana dengan mereka
yang tidak mampu ?? Dengan aneka kesibukan atau keterbatasan dari banyak
sisi...?? {Karena faktor biaya, waktu termasuk sulitnya mencari Guru Yang
Memenuhi Syarat}
Yang jadi
tolok ukur kebenaran adalah kesesuaian terhadap kebenaran yang bersumber dari
Yang Maha Benar itu sendiri (yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah) {Sesuai Pemahaman
Generasi Terbaik Umat Islam [***]}
Lebih
detail lihat : https://islampedomanhidup.blogspot.sg/2016/02/ilmu-tidak-hanya-pada-ustadz.html
[***]=edit:dass