Dari Anas bin Malik dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- berkata kepadaku:
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِذَا دَخَلْتَ عَلَى أَهْلِكَ فَسَلِّمْ يَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِكَ
“Wahai anakku, jika kamu mau masuk menemui keluargamu, ucapkanlah salam, niscaya akan menjadi berkah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR. At-Tirmizi no. 2698 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Kalim Ath-Thayyib no. 62)
Dari Tsabit Al-Bunani -rahimahullah- dia berkata:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ
“Dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu- bahwa dia pernah melewati anak-anak kecil, lalu ia memberi salam kepada mereka dan berkata, “Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- selalu melakukan hal ini.” (HR. Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)
Penjelasan ringkas:
Syariat pengucapan salam mempunyai beberapa adab yang harus diperhatikan oleh seorang muslim, baik berkenaan dengan kapan salam tersebut diucapkan maupun kepada siapa dia diucapkan. Di antara adab tersebut adalah:
- Di antara waktu di syariatkannya mengucapkan salam adalah ketika akan masuk ke dalam rumah. Dan ini berlaku umum baik dia kepala rumah tangga maupun bukan. Karena dalam hadits pertama di atas, Nabi -alaihishshalatu wassalam- memerintahkan Anas melakukannya padahal ketika itu beliau masih kecil.
- Di antaranya juga adalah ketika bertemu, yakni disyariatkan untuk mengucapkan salam. Dan ini bersifat umum, baik yang ditemui itu adalah orang dewasa maupun anak-anak, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam- dan diikuti oleh Anas bin Malik t.
Beberapa pelajaran dari kedua hadits di atas:
- Amar ma’ruf kepada anak kecil guna membiasakan mereka beradab dengan adab islami.
- Ucapan salam yang kita ucapkan, keberkahannya kembali kepada diri kita sendiri dan kepada yang kita salami.
- Salam tersebut diucapkan sebelum masuk rumah, bukan setelah berada di dalamnya.
- Besarnya kecintaan dan ittiba` para sahabat kepada Rasulullah r sehingga mereka meniru semua perbuatan Nabi r walaupun itu memberi salam kepada anak kecil.
- Dalam berdalil, seseorang boleh menyebutkan hukumnya terlebih dahulu baru setelah itu menyebutkan dalilnya. Di sini Anas t berbuat terlebih dahulu baru kemudian membawakan dalilnya dari perbuatan Nabi -alaihishshalatu wassalam-.
- Tawadhu` Rasululllah r tatkala beliau memberikan salam kepada anak kecil. Bahkan lahiriah hadits Anas menunjukkan beliau selalu melakukan hal itu ketika bertemu anak-anak.
- Rahmat dan kasih sayang beliau kepada anak kecil.