Kewajiban ahli ilmu adalah menyampaikan kebenaran walaupun dicemooh oleh orang orang yang kurang ilmunya.
Karena
Allah Ta’ala mengambil perjanjian dari setiap ahli ilmu untuk
menjelaskan kebenaran dan tidak boleh menyembunyikannya. Allah
berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ
“Dan
(ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari orang orang yang
diberikan alkitab, “Hendaklah kalian menjelaskannya kepada manusia dan
jangan menyembunyikannya.” (Ali Imron: 187)
Imam Qotadah rahimahullah berkata, “Ini
adalah perjanjian yang Allah ambil dari para ahli ilmu. Siapa yang
memiliki ilmu hendaklah ia menjelaskannya dan jangan menyembunyikannya.”
Syaikh Muqbil berkata dalam kitab Jami’ shahihnya: “Seorang alim mengamalkan sesuai ilmunya walaupun dicemooh oleh orang orang jahil.”
Lalu membawakan atsar atsar dari sebagian shahabat. Diantaranya kisah Ma’qil bin yasar yang dikeluarkan oleh Ad Darimi: ketika
beliau sedang makan lalu makanannya jatuh. Kemudian beliau mengambilnya
dan membersihkan kotorannya dan memakannya. Maka orang orang ajampun
mencemoohnya. Beliau berkata, “Aku
tidak akan meninggalkan apa yang aku dengar dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam hanya karena cemoohan orang orang ajam tersebut.”
______________
Abu Yahya Badrusalam, حفظه الله تعالى
from=http://bbg-alilmu.com/archives/26997