Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
وقال أبو بكر بن أبى شيبة: حدثنا عثمان، عن
سعيد بن ميناء، عن جابر وابن عباس، قالا: ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم عام
الفيل يوم الاثنين الثاني عشر من ربيع الاول، وفيه بعث، وفيه عرج به إلى السماء،
وفيه هاجر، وفيه مات
Abu Bakr bin Abi Syaibah berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan, dari Sa’iid bin
Miinaa, dari Jaabir dan Ibnu ‘Abbaas, mereka berdua berkata: “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun gajah, hari Senin, tanggal 12
Rabii’ul-Awwal. Pada hari itu beliau diutus, dimi’rajkan ke langit, berhijrah,
dan juga wafat” [As-Siirah An-Nabawiyyah 2/93 dan Al-Bidaayah
wan-Nihaayah 3/135].
Setelah itu Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
فيه انقطاع
“Dalam sanadnya ada keterputusan”.
Al-Jurqaaniy rahimahullah meriwayatkan
dari jalan Ibnu Abi Syaibah dengan rantai sanad yang berbeda:
أَخْبَرَنَا أَبُو الْفَضْلِ مُحَمَّدُ بْنُ
طَاهِرِ بْنِ عَلِيٍّ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
أَحْمَدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عِيسَى،
إِمْلَاءً، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ
بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْبَغَوِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، عَنْ سَلِيمِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ سَعِيدِ
بْنِ مِينَا، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ وَ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُمَا قَالَا: " وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفِيلِ، يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، الثَّانِي عَشَرَ مِنْ
شَهْرِ رَبِيعٍ الْأَوَّلِ، وَفِيهِ بُعِثَ، وَفِيهِ عَرَجَ إِلَى السَّمَاءِ،
وَفِيهِ هَاجَرَ، وَفِيهِ مَاتَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Fadhl
Muhammad bin Thaahir bin ‘Aliy Al-Haafidh : Telah mengkhabarkan kepada kami
Ahmad bin Muhammad bin Ahmad, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
‘Iisaa bin ‘Aliy bin ‘Aliy bin ‘Iisaa secaraimlaa’, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Abul-Qaasim ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdil-‘Aziiz
Al-Baghawiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi
Syaibah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan, dari Saliim
bin Hayyaan, dari Sa’iid bin Miinaa, dari Jaabir bin ‘Abdillah Al-Anshaariy dan
‘Abdullah bin ‘Abbaas, bahwasannya keduanya berkata : “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun gajah, hari Senin, tanggal 12
Rabii’ul-Awwal. Pada hari itu beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam diutus,
dimi’rajkan ke langit, berhijrah, dan juga wafat” [Al-Abaathil wal-Manaakir,
1/267 no. 122].
Sanadnya bersambung, dan semua perawinya tsiqaat,
kecuali Abul-Fadhl Muhammad bin Thaahir bin ‘Aliy Al-Haafidh. Ibnu ‘Asaakir
berkata : “Ia mempunyai banyak tulisan, akan tetapi ia banyak kelirunya (katsiirul-wahm)”
[Taariikh Dimasyq, 53/281]. Adz-Dzahabiy menyimpulkan : “Tidak kuat, dan
banyak kelirunya (katsiirul-wahm)” [Miizaanul-I’tidaal, 3/587].
Oleh karena itu, sanad yang dibawakan oleh
Al-Jurqaaniy di sini tidak kuat (lemah).
Apalagi dikuatkan dengan adanya perbedaan
penyebutan perawi antara Ibnu Abi Syaibah dan Sa’iid bin Miinaa yang disebutkan
Ibnu Katsiir dan Al-Jurqaaniy. Kemungkinan, kesalahan ada pada rantai sanad
yang dibawakan Al-Jurqaaniy dengan sebab Muhammad bin Thaahir.
Yang shahih dalam riwayat yang menyebutkan
kelahiran beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hari
Senin saja, tanpa menyebutkan spesifik tanggalnya.
Abu Qataadah Al-Anshaariy meriwayatkan
bahwa ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ditanya
tentang puasa hari Senin, beliau menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ
بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
“Pada hari itu aku dilahirkan, hari aku
diutus atau diturunkan kepadaku wahyu (untuk pertama kalinya” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 1162].
Selebih dari ini yang menyebutkan spesifik
tanggal, maka hanyalah pendapat-pendapat semata.
Jika demikian, buat apa kita menghabiskan
tenaga, waktu, uang untuk memperingati (tanggal) kelahiran yang tidak didasari
dalil ? Apakah kita juga akan memegang ekor orang-orang Nashrani yang juga
memperingati kelahiran Yesus pada tanggal yang tak tepat atau tak pasti ?.[1]
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda:
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ
سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ. قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ
والنَّصَارَى ؟. قَالَ : فَمَنْ ؟
“Sungguh kalian akan mengikuti
sunnah-sunnah yang ada pada pada umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke lubang dlabb (kadal
gurun), niscaya kalian akan mengikutinya pula”. Kami (para shahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah mereka
orang-orang Yahudi dan Nasharani ?”. Beliau menjawab : “Siapa lagi ?” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 3456 & 7320 dan Muslim no. 2669].
Wallaahu a’lam.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai,
ciapus, ciomas, bogor – 09061435/09042014 – 22:20].
_____
Share Ulang:
- Citramas, 25 Ramadhan 1440
- Sumber= http=//abul-jauzaa.blogspot.fr/2014/04/riwayat-tentang-tanggal-kelahiran-nabi.html