Islam Pedoman Hidup: Benarkah syi’ah & nasrani sekarang sudah mengepung kaum muslimin di indonesia???

Minggu, 29 Januari 2017

Benarkah syi’ah & nasrani sekarang sudah mengepung kaum muslimin di indonesia???



[1]- Sumber berita -semacam ini- yang pertama adalah: DARI SETAN; karena setan ingin menakut-nakuti kaum muslimin dengan melalui perantaraan teman-teman setianya.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 175)

[2]- Sumber berita yang keduaDARI ORANG-ORANG KAFIR itu sendiri; yang memang ingin menakut-nakuti kaum muslimin.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang menta’ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang mengatakan kepada mereka: “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka”, ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.” (QS. Ali ‘Imran: 173)

[3]- Atau -berita semacam ini- berasal DARI ORANG FASIK; sehingga harus diteliti kebenarannya.
Allah -Ta’aalaa- berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita; maka telitilah kebenarannya…” (QS. Al-Hujuraat: 6)

[4]- Adapun bagi seorang muslim; maka TIDAK BOLEH MENAKUT-NAKUTI MUSLIM YANG LAINNYA.
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lainnya. (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

[5]- Dan bagi muslim yang ditakut-takuti; maka hendaknya hal itu justru semakin menambah imannya; karena Allah berfirman:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang menta’ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang mengatakan kepada mereka: “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka”, TERNYATA (UCAPAN) ITU MENAMBAH (KUAT) IMAN MEREKA dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.” (QS. Ali ‘Imran: 173)

[6]Kembalilah kepada Al-Qur’an dan As-Sunnahbukan kepada internet, televisi, HP, dan yang semisalnya.
Apa yang Allah firmankan: itulah yang benar.
Apa yang Nabi sabdakan: itulah yang benar.
Bukan: apa yang berita katakan!!!

[7]- Dan KALAUPUN BENAR bahwa orang-orang kafir telah membuat makar bagi kaum muslimin; MAKA SUNGGUH ALLAH TELAH MENGABARKAN BAHWA MAKAR MEREKA TIDAK BERBAHAYA SELAMA KITA BERSABAR DAN BERTAQWA.
Allah -‘Azza Wa Jalla- berfirman:
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
…Jika kamu bersabar dan bertakwaniscaya tipu daya mereka tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu sedikitpun. Sungguh, Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 120)

[8]- Sabar (1) dalam menjalankan keta’atan, (2) dalam menjauhi kemaksiatan, dan (3) dalam menerima takdir yang tidak mengenakkan.

[9]- Bertaqwa dengan: (1)melaksanakan perintah Allah dan (2) menjauhi apa yang Dia larang; yang hal ini tentu disyaratkan padanya: Ikhlas (kepada Allah) & Ittibaa’ (mengikuti Rasul), dan kedua hal ini bisa didapatkan dengan ILMU.

[10]- PERINTAH ALLAH YANG TERBESAR ADALAH TAUHID  DAN LARANGAN TERBESAR ADALAH SYIRIK.
Sehingga kita harus kembali mempelajari Tauhid, mempelajari tentang makna:
لَا إله إلا الله 
 مُحَمَّد رَسُوْلُ الله
Tentang hakikat “Laa Ilaaha Illallaah”, maknanya, rukun, syarat, dan konsekuensinya.
Karena masih banyak kaum muslimin yang belum mengetahuinya: baik orang awam, atau para penuntut ilmu, bahkan sebagian ustadznya; belum mengetahui hal-hal ini. Allaahul Musta’aan.
________

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix, berdasarkan jawaban Fadhilatul Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah- atas sebuah pertanyaan-

Sumber : https://www.facebook.com/ahmadhendrix.eskanto/posts/379983879009161