Jangan pernah engkau berkata: “tapi
anakku bukanlah anak yang cerdas atau jenius, bagaimana ia bisa menghapal Qur’an??….”
Saudaraku…….Yang
dibutuhkan anakmu bukanlah kecerdasan dan kejeniusan, tapi yang dia butuhkan
adalah pengorbananmu untuk meluangkan waktumu, menemani, mengajari dan
membimbingnya untuk menghapalkan al-Qur’an.
Idea, kecerdasan bukanlah sebuah syarat untuk menjadi penghapal
al-Qur’an…
Rabb kita pemilik al-Qur’an sendiri berkata:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ
فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk diingat
(dijadikan pelajaran), maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS.
Al-Qamar: 17).
Allah mengulang-ngulang ayat di atas 4 kali dalam surat yang
sama…. seakan-akan Allah pemilik
al-Qur’an ingin menegaskan bahwa masih banyak harapan bagi anakmu untuk
menghapalkannya
Hantarkanlah anakmu untuk menjadi penghapal al-Qur’an dan
bagimu pahala yang melimpah.
1⃣ Termasuk ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah
yang tak terputus pahalanya.
Jika anda membimbing dan mengajari anak anda dengan penuh
keikhlasan, maka setiap huruf yang anda ajarkan kepada anak anda, meski hanya
berupa alif ba’ ta’….. apabila
nantinya menghantarkan ia sebagi seorang penghapal al-Qur’an maka setiap huruf
itu pula bagian dari pahala anda, dan setiap huruf Allah gandakan menjadi
sepuluh kebaikan, bahkan jika anda sudah wafat, dan anak anda masih menghapal
dan terus membaca al-Qur’an maka pahala itupun terus mengalir untuk anda, meski
kain kafan anda sudah hilang ditelan masa…
dan pahala anda terus mengalir sampai hari kiamat.
Rasulullah bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ
آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ
بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya
kecuali tiga perkara Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak soleh yang
mendoakannya (HR. Muslim)
2⃣
Anak yang menghafal al-Qur’an kelak akan mendapat mahkota dari
cahaya dan orang tuanya akan mendapatkan pakaian kebesaran pada hari kiamat,
jika ia mampu menghantarkan anaknya menjadi seorang penghapal al-Qur’an.
Rasulullah menuturkan:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْؤُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ وَيُكْسَى
وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ تُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَا
كُسِيْنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ
وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ
“Barangsiapa yang membaca Al-Qur`an, mempelajarinya dan
mengamalkannya kelak pada hari kiamat dikenakan mahkota dari cahaya yang sinar
kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan bagi KEDUA ORANG TUANYA masing-masing dikenakan untuknya dua pakaian
kebesaran yang tak bisa dinilai dengan dunia. Maka kedua orangtuanya bertanya:
‘karena apa kami diberi pakaian (kemuliaan) seperti ini?’ Maka dijawab: ‘Karena
anak kalian berdua belajar dan menghapal Al-Qur`an’.” (Mustadrak Al-Hakim,
1/568. Dihasankan al-Albany rahimahullah Lihat Ash-Shahihah no. 2914)
3⃣ Menjadi syafaat bagi anak dan kedua
orang tuanya.
Jika orang tua sabar, telaten, ngajari anaknya hingga
menghapalkan Al-Qur’an,
maka keduanya akan lebih mudah mendapatkan syafa’at
di hari kiamat kelak.
Dari Abu Umamah Al
Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari
kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya.” (HR.
Muslim no. 1910).
4⃣ Sebanyak hapalanmu dan hapalan anakmu….sejauh dan setinggi pula
kedudukanmu di surga.
Di akhirat, hafalan seorang hamba akan menolong dirinya
untuk menggapai derajat mulia di surga.
Dari Abdullah bin ‘Amr,
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ
الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ
مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada shohibul Qur’an (penghafal Al Qur ’an) nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau
di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau
baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914).
Maksud lafadz ‘membaca’ dalam hadits ini adalah
menghafalkan Al Qur’an,
sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Al Albani As Silsilah Ash Shohihah no. 24400
5⃣ Orang tua yang mendidik dan mengajarkan
al-Qur’an kepada anaknya dia termasuk sebaik-baik manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَ «خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan
mengajarkannya.”( HR. Bukhari)
6⃣ Jika orang tua ikhlas dan sabar dalam
mengawal sang buah hati untuk menghapal al-Qur’an
maka berarti dia mempersiapkan sang anak untuk memperoleh kedudukan yang tinggi di dunia dan
di akherat.
Dan otomatis orang tua mendapat bagian dari pahalanya.
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ
بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan
kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim
no. 817)
Jika anda berhasil menghantarkan Anak anda menjadi seorang yang
bagus bacaan dan hapal al Qur’annya,
maka dia akan menjadi orang yang paling berhak untuk menjadi imam bagi kaum
muslimin. Dan berapa banyak pahala yang didapat oleh orang tua….
Rasulullah bersabda:
َ يَؤُمُّ الْقَوْمَ
أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ
سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا تَؤُمَّنَّ الرَّجُلَ فِي أَهْلِهِ وَلَا
فِي سُلْطَانِهِ وَلَا تَجْلِسْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ
لَكَ أَوْ بِإِذْنِهِ
“Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang
paling hafal al Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka
sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu hijrahnya.
Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi imam adalah yang
paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas seseorang pada keluarga dan
kekuasaannya, dan jangan juga menduduki permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu
atau dengan izinnya” [HR Muslim no. 1709]
Ya Allah jadikanlah kami
dan anak keturunan kami sebagai para penjaga Al-Qur’an…..
Amin ya Mujibasa-iliin.
Riyadh KSA, 23 Dzulhijjah 1436 H
Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah