Islam Pedoman Hidup: Kita Wajib Memperbaiki Diri Kita Sendiri Terlebih Dahulu

Jumat, 27 Oktober 2017

Kita Wajib Memperbaiki Diri Kita Sendiri Terlebih Dahulu


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah penafsiran ayat :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk” [Al-Ma’idah/5 : 105]
Dan bagaimana pendapat Syaikh tentang ini ?
Jawaban.
Perkataan kami tentang (ayat) tersebut adalah seperti yang dikatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala; bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk memperbaiki diri-diri kita, dan agar kita menjaga keshalihan kita, dan jika tersesat siapapun yang tersesat dari kalangan manusia maka hal itu tidaklah mendatangkan mudharat, sebagaimana yang dikatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ ﴿٢١﴾ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ ﴿٢٢﴾ إِلَّا مَنْ تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ ﴿٢٣﴾ فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, tetapi orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengadzabnya dengan adzab yang besar” [Al-Ghasyiyah/ : 21-24]
Seorang insan jika ia mendapatkan petunjuk maka orang yang durhaka tidaklah akan mencelakainya, namun jika manusia tidak mengubah kemungkaran maka dikhawatirkan Allah akan meratakan adzab dariNya kepada mereka, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya” [Al-Anfal/8 : 25]
Mereka para pelaku maksiat itu tidak akan mendatangkan mudharat kepada anda ketika di akhirat, mereka tidak dapat mengurangi (pahala) kebaikan-kebaikan anda atau menambah dosa-dosa anda. Kecuali jika anda telah melalaikan kewajiban dakwah kepada Allah, dan amar ma’ruf serta nahi mungkar, maka hal tersebut tentu saja akan mencelakakan anda, mudharat itu tidak berasal dari mereka namun justru dari diri anda sendiri.
Karena anda belum melaksanakan kewajban hingga dapat dikatakan bahwa anda belum mendapat petunjuk, karena Allah mempersyaratkan dengan mengatakan.
لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ
Tidaklah (dapat) mencelakaimu orang yang tersesat apabila engkau mendapat hidayah” [Al-Ma’idah /5: 105]
Sudah dimaklumi, bahwa orang yang meninggalkan amar ma’ruf, nahi mungkar dan dakwah kepada Allah yang wajib itu adalah sungguh belum mendapat petunjuk dengan sempurna.
WAJIB MENDAKWAHI ORANG TERDEKAT
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah hukum syara terhadap dakwah kepada Allah dalam masyarakat-masyarakat luar, baik itu masyarakat arab ataupun masyarakat lainnya dari Negara-negara asing, karena sesungguhnya banyak dari kalangan du’at yang memusatkan terhadap hal ini dengan penuh semangat ?
Jawaban.
Menurut pendapat saya, seseorang hendaknya mendakwahi orang yang terdekat, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala pertama sekali mengutus RasulNya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dengan) firmanNya.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” [Asy-Syu’ara : 214]
Maka apabila di dalam negerinya terdapat kesempatan untuk berdakwah dan memperbaiki manusia, maka tidak seyogyanya ia keluar ke negeri lain, walaupun bertentangan dengan mereka. Dan jika tidak terdapat (kesempatan untuk berdakwah) seperti jika negerinya telah sesuai dengan sisi yang diharapkan maka sesungguhnya ia dapat pindah ke (tempat) yang kedua, lalu yang ketiga, dan demikianlah (seterusnya). Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada NabiNya.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
Ia berfirman kepada kaum mukminin secara umum.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً 
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu” [At-Taubah/9 : 123]
Adapun pergi ke Amerika atau ke Rusia atau ke (negeri yang) lainnya untuk berdakwah sementara negerinya membutuhkan maka ini tidak termasuk sikap hikmah.
(Yang sesuai dengan) hikmah adalah jika seseorang memperbaiki negerinya sebelum yang lain, bahkan keluarganya terlebih dahulu, kemudian orang lain secara bertahap dari yang terdekat berdasarkan prioritas, dengan mengikuti bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat, edisi Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, terbitan Darul Haq]

Share Ulang: