Ada sejumlah pertimbangan kejiwaan dan akhlak yang
diperlakukan para pendidik untuk menerapkan hukuman.
Hukuman pun semestinya TAK MELULU DIKAITKAN dengan PUKULAN
atau KEKERASAN. Ibnu Khaldun dalam Muqoddimah-nya, mencermati sisi
buruk penggunakan kekerasan dalam mendidik anak. Beliau berkata,
“Siapa
pun di antara murid, budak atau pelayan yang DIDIDIK DENGAN KERAS DAN PAKSAAN,
ia akan DIDOMINASI PEMAKSAAN.”
“Jiwanya
merasa sempit, gairah lenyap, terdorong untuk bermalas-malasan, berdusta dan
bersikap keji karena takut terhadap penekanan. Selain itu, cara pendidikan
seperti ini mengajarkan untuk menipu karena sebab yang sama. Semua ini akan
menjadi kebiasaan dan akhlak baginya, sehingga merusak makna kemanusiaan.”
Berikut panduan agar orang tua dapat lebih bijak dalam
menerapkan hukuman kepada anak. Tidak terlalu lunak dan tidak pula terlalu
keras.
1. Terlebih dahulu harus DIBERI PERINGATAN sebelum hukuman
dilaksanakan. Agar anak merasakan wibawa keluarga, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan cara,“Gantunglah cambuk di tempat yang dapat DILIHAT
anggota keluarga, karena itu adalah DIDIKAN bagi mereka.” (HR. Ath-Thabrani)
2. Hukuman SESUAI DENGAN KESALAHAN yang DILAKUKAN, USIA dan
KARAKTER anak. Sikap diam disertai teguran tenang BERGUNA
UNTUK ANAK SENSITIF. Cambuk atau cara keras justru membahayakan dan
mengeluarkannya dari keseimbangan.
3. Hukuman DILAKSANAKAN LANGSUNG setelah kesalahan dilakukan.
Menunda pelaksanaan hukuman ini menghilangkan "sisi manfaatnya", sama
seperti menunda "pemberian hadiah".
4. Hukuman diberikan setelah anak DIINGATKAN KESALAHANNYA dan
diberi kesempatan LEBIH DAHULU untuk melepaskan diri dari sikap kasar.
Juga ketika ia terus menerus melakukan kesalahan setelah segala sesuatunya
dibenahi, saat itu hukuman baru diterapkan.
5. Sebisa mungkin MEMINIMALISIR pemberlakuan hukuman.
6. BERTAHAP dalam memberikan HUKUMAN, mulai
dari yang LUNAK hingga KERAS. Sebagian anak tidak memerlukan
lebih dari peringatan untuk merasa jera.
7. Saat menghukum, kita harus TENANG dan SABAR. Jauhi perasaan
dendam dan membalas.
8. Sebisa mungkin jauhi BAHASA ANCAMAN. Ancaman mungkin membuat
anak TAKUT, atau malah membuatnya yakin bahwa kita hanya SEBATAS
MENGGERTAK. Kedua kemungkinan ini sama-sama keliru.
9. Hukuman TIDAK BERLANGSUNG LAMA karena akan MEMBUAT
ANAK TERHINA. Kepribadian dan kemuliaan yang Allah ciptakan DALAM
DIRINYA akan TERBUANG PERCUMA. Dalam kondisi apapun, JANGAN
MEMUKUL WAJAHNYA.
10. Tidak menghukum anak DI HADAPAN TEMAN-TEMANNYA atau LAWAN-LAWANNYA.
11. Pukulan hanya boleh diterapkan SETELAH TERAPI
TERAKHIR. Orangtua harus bertutur kata baik kepada anak. Berulang kali
memaafkan kesalahannya dan menegaskan kepadanya bahwa hendaknya ia tidak
berperilaku buruk. Disinilah orang tua harus berdialog dengan anak dan
memastikan bahwa segala sesuatunya akan membaik. Untuk sholat saja, anak diberi
kesempatan belajar selama 3 tahun, dan jika masih membangkang baru boleh
dipukul. Itupun bukan pukulan yang meninggalkan bekas.“Perintahkanlah anakmu shalat pada usia tujuh
tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan
tempat tidur mereka.”(HR. Abu Daud no 495 dengan sanad hasan)
12. Jangan mengancam anak dengan hal-hal YANG TIDAK MUNGKIAN ANDA
LAKUKAN
13. Jangan menghukum anak anda dengan berkata, “Ayah tidak
mencintaimu,” atau MENGANCAMNYA BAHWA ANDA TIDAK AKAN MENCINTAINYA LAGI karena
tindakan yang dilakukan.
14. Usahakan agar segala sesuatunya cepat KEMBALI NORMAL setelah
pelaksanaan hukuman. Dekaplah dan buatlah
dia merasa bahwa Anda akan mencintainya. (Insya Allah
akan dibahas di artikel lain -ed).
{{Sumber: wallpaperup.com}}
{{Sumber: wallpaperup.com}}
15. JANGAN TERUS MENERUS MENGKRITIK. Kritik atau
teguran yang terlalu sering disampaikan tak membekas di hatinya dan
membuatnya mudah melakukan tindakan-tindakan buruk.
16. Untuk ibu, JANGAN MENGANCAM ANAK DENGAN HUKUMAN AYAH, juga
sebaliknya. Cara ini membuat anak MEMBENCI AYAH ATAU SEBALIKNYA.
17. Jangan MENAKUT-NAKUTI anak sebagai bentuk hukuman. Misalnya
mengatakan kepada anak akan ada yang membawanya pergi karena ia tidak menurut.
18. Tidak MENGURUNG atau MENGUNCI anak di dalam kamar. Kamar yang gelap atau terkunci dapat
membuatnya ketakutan dan memicu guncangan jiwa. Pengaruh tindakan ini mungkin
terlihat hingga beberapa tahun lamanya dalam bentuk keresahan, ketakutan atau
kebimbangan dalam kepribadian.
19. Perlihatkan KETEGASAN melalui nada
SUARA Anda, namun bukan dengan TERIAKAN.
21. Jangan terlalu membuat anak Anda MERASA BERSALAH. Buatlah anak
merasa bahwa Ayah Bunda menghukum DEMI KEBAIKANNYA.
22. Jangan BANDINGKAN ANAK ANDA DENGAN YANG LAIN. Misal dengan
berkata, “Tuh, lihat Ahmad. Dia selalu menurut, mendengarkan kata ibunya.”
23. Pikirkan PENGARUH HUKUMAN yang akan Anda terapkan kepada anak
Anda.
24. Jangan MENCELA— atau bahkan sampai MENGUTUK— anak saat
memberikan hukuman. Yang lebih baik adalah MENDOAKAN KEBAIKAN untuknya.
Semoga Allah
merahmati orang yang menuturkan bait-bait berikut:
Tiada kugunakan cambuk selama
SUARA MEMBAWA GUNA
Dan
tak kugunakan suara selama DIAMKU MEMBAWA GUNA
Jogja, 17 Juli
2016/12 Syawal 1437