Bagi Anda yang dapat memahami dalil dan metode berdalil dengan baik, maka posisikanlah diri sebagai HAKIM saat melihat perbedaan pendapat para ulama, bukan sebagai PENGACARA.
Syeikh Al-Mu’allimi -rohimahulloh- mengatakan:
“Intinya,
bahwa seorang pencari kebenaran, jika melihat perbedaan pendapat para
ulama, harusnya dia memposisikan dirinya sebagai hakim; maka dia
mendengar perkataan dan hujjah setiap dari mereka yang berselisih,
kemudian memberi keputusan dengan adil.
Sebagaimana
seorang hakim, jika melihat perselisihan antara orang yang saleh dengan
orang yang bejat, atau antara orang yang mukmin dengan orang yang kafir;
◘ dia TIDAK BOLEH memutuskan untuk kebaikan orang yang saleh atau orang yang mukmin tanpa hujjah,
◘ dia TIDAK BOLEH mendengar dari orang yang saleh tapi menolak keterangan dari orang yang bejat, dan
◘ dia TIDAK BOLEH enggan dalam memberikan pembelaan kepada orang yang bejat atau kafir jika dia berhak mendapatkannya.
◘ dia TIDAK BOLEH memutuskan untuk kebaikan orang yang saleh atau orang yang mukmin tanpa hujjah,
◘ dia TIDAK BOLEH mendengar dari orang yang saleh tapi menolak keterangan dari orang yang bejat, dan
◘ dia TIDAK BOLEH enggan dalam memberikan pembelaan kepada orang yang bejat atau kafir jika dia berhak mendapatkannya.
Maka demikian pula seorang pencari kebenaran dalam masalah-masalah yang diperselisihkan oleh para ulama.
Ketahuilah,
bahwa kebanyakan ulama yang berafiliasi kepada madzhab tertentu; mereka
tidak memposisikan dirinya sebagai hakim, tapi mereka memposisikan
dirinya sebagai pengacara, setiap dari mereka menjadi pengacara bagi
madzhabnya.
Maka sebagai seorang pencari kebenaran; harusnya mendudukkan mereka pada posisinya,
jangan menganggap mereka sebagai hakim, sehingga semua perkataannya
harus diterima dalam menguatkan (atau membela) madzhabnya, lalu
menyalahkan perkataan selain mereka.
Harusnya
dia tahu bahwa mereka adalah para pengacara bagi madzhab mereka; maka
janganlah mendengar dari mereka kecuali sebagaimana seorang hakim
mendengar dari seorang pengacara.
Dalam hal ini telah masyhur perkataan Amirul Mukminin Ali -rodhiallohu nahu-: ‘Janganlah engkau melihat siapa yg berbicara, tapi lihatlah kepada apa yang dia bicarakan’.”
[Kitab: Atsarul Mu’allimi 2/215].
FROM= http://bbg-alilmu.com/archives/25761