Ma’ali As Syaikh Shalih bin Abdil Aziz Alu Asy Syaikh hafizhahullahu memberi wejangan berharga:
قال الشيخ الحافظ ابن الجوزي: (كان شيخنا أبوعبد الله يقول: لَوْ سَكَتَ مَنْ لا يَعْلَمُ سَقَطَ الِاخْتِلافُ)
Asy Syaikh Al Hafidz Ibnu Jauzi mengatakan: “Dahulu Syaikh kami Abu Abdillah mengatakan: andai orang yang tidak tahu itu diam, akan selesailah perselisihan“.
ويقول علي بن أبي طالب رضي الله عنه: (الْعَلْمُ نُقْطَةٌ كَثَّرَهَا الْجَاهِلُونَ)
Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu mengatakan: “Pada dunia ilmu ada noda yang diperbanyak oleh orang jahil”
يعني: لو سكت الذين لا يعلمون لقل الخلاف
Maksudnya, andaikan orang-orang yang tidak paham diam, sungguh perselisihan akan sedikit.
ولكن ما الذي يكثر الخلاف؟ الذين لا يعلمون، يأتي أناس ويعجب بنفسه، ويقول ويقول وينقد ويفتي وهو علمه محدود
Namun mengapa khilaf itu banyak terjadi? Jawabnya karena sebab
orang-orang yang tidak paham (orang jahil). Ia mendatangi orang-orang
dengan kekaguman pada dirinya sendiri, ia berceramah, mengkritik,
berfatwa, padahal ilmunya dangkal.
ولكن ابتلى الله الناس بوجود هذا النوع
Allah sedang menguji manusia dengan adanya orang-orang seperti itu
فلابد أن يعالجوا بالعلم، أن يعالجوا بالرد المحكم بالحكمة، واليقظة كما علمتنا هذه الآيات في الابتلاء في الاختلاف في المعلومات
Maka wajib untuk mengobati orang-orang tersebut dengan ilmu,
mengobati mereka dengan bantahan yang kuat namun hikmah. Dan dengan
menyadarkan ia (akan posisinya sebagai orang jahil), sebagaimana
diajarkan oleh ayat ini (Al Kahfi ayat 82) yang membahas cobaan dalam
menghadapi perbedaan informasi.
لذلك هناك واحد يحكم على الأشياء وهو يرى بهذا الشكل فرؤيته محدودة، وآخر يرى أوسع
Oleh karena itu ada orang yang menghukumi sesuatu, yang ia memandang
dari satu sisi saja padahal pengetahuannya dangkal. Sedangkan orang yang
lain lebih luas pengetahuannya.
فلابد أن يقدر في حس المسلم حجم علمك، وحجم علم العالم، أو علم القيادة، أو علم ولي أمرك، أو علم صاحب العلم.
Maka sudah sepatutnya seorang Muslim memahami kadar ilmu dirinya
sendiri, juga kadar ilmunya ulama, kadar ilmunya pemimpin, kadar ilmunya
ulil amri, dan kadar ilmu dari orang-orang berilmu
ففي قول الشاعر هنا:
وَمَا سَبَب الْخلاف سوى اخْتِلاف الْعُلُوم هُنَاكَ بَعْضًا أَو تَمامًا
Dan perkataan penyair di sini:
“Apalagi penyebab khilaf selain perbedaan ilmu, sebagian ada yang ilmunya parsial, dan sebagian ilmunya sempurna”
نلحظ ملحظ آخر: يعني قد يكون جاهلا ويعاند عالما، وقد يكون لا
Perlu kami beri catatan lainnya, terkadang orang yang menentang ulama
adalah orang jahil, namun terkadang juga ia bukan orang jahil.
بل جهل بعضا، ولكن ليس عنده علم
بكل شيء، فهو عنده معلومات ويتحمس لها ويريد ويريد، ولكن في النهاية أنت
ابتليت بذلك، وابتليت الناس بهذا الأمر.
Namun orang yang tidak jahil ini tidak paham sebagian masalah, ia
tidak menguasai masalah secara komprehensif. Ia memiliki sebagian
informasi yang membuat ia bersemangat, sehingga ingin melakukan ini dan
itu. Namun pada akhirnya sikapnya ini menjadi cobaan bagi dirinya dan
cobaan bagi manusia secara umum.
فإذًا من ابتلي بقلة علم، فعليه أن يعلم حجم نفسه فلا يتكلم إلا بما يعرف
Jika demikian, orang yang diberi cobaan berupa sedikitnya ilmu, maka
wajib baginya untuk belajar dan menahan dirinya. Jangan berkata-kata
kecuali apa yang ia pahami.
ويدين لذي الفضل بفضلهم، ولذي العلم بعلمهم، ولذي الرأي برأيهم، ولذي الحكمة بحكمتهم، ولذي القيادة بقيادتهم
Dan menyerahkan suatu kepentingan kepada yang berkepentingan,
menyerahkan ilmu kepada orang yang berilmu, menyerahkan pendapat kepada
orang yang pantas berpendapat, menyerahkan kebijaksanaan kepada
orang-orang yang bijaksana, dan menyerahkan masalah kepemimpinan pada
para pemimpin.
ولذلك جاء النبي صلى الله عليه
وسلم فحذرنا في آخر الزمان من فتنة، هذه الفتنة قال فيها صلى الله عليه
وسلم:(وَإِعْجَابُ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ)
Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mewanti-wanti kita
bahwa kelak di akhir zaman akan ada fitnah (musibah). Diantara fitnah
tersebut, disebutkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “Setiap orang yang memiliki pendapat merasa kagum dengan pendapatnya“.
Share Ulang:
- From= https://kangaswad.wordpress.com/2017/08/30/orang-jahil-banyak-memperuncing-masalah-dan-membuat-fitnah/
- Citramas, Cinunuk, Bandung